Camp Ground, kawasan wisata Guci, Tegal. Awal tahun 2024 yang indah.

Sudah hampir satu minggu aku pindah rumah (tepatnya sejak 7 Januari 2024 lalu), rasanya sangat melegakan. Aku tak lagi merasa hampir selalu tidak enak untuk setiap kegiatan yang ku lakukan. Meski hal tersebut sangat normal, selalu saja aku merasa perlu memikirkan orang lain atau apa kata teman serumahku, “apakah mereka mau, atau mereka tidak suka, atau haruskah aku berbasa-basi” dan pikiran-pikiran berlebihan lainnya. Hingga aku menutup pintu kamar rapat-rapat jika sedang ingin ‘me time.’ Sesak sih, tapi apa boleh buat.

Ketika pindah ke rumah yang hanya ada aku saja, rasanya sungguh melegakan. Sebagian beban terasa terangkat dan kaki lebih ringan untuk melangkah melakukan banyak hal terhadap diriku sendiri.

Ternyata hidup sendiri tak begitu sulit. Tadinya kekhawatiranku sangat banyak “Bisakah aku mengganti gas? Bisakah aku tidur sendiri di rumah yang hanya ada aku? Bisakah aku bertetangga dengan baik?” Serta pertanyaan-pertanyaan sederhana lainnya. Meski sederhana, tetapi energiku habis memikirkan itu semua.

Tapi, ketika pindah ke rumah sendiri, hanya ada diri dan barang-barangku yang sederhana, rasanya semangat hidup dan sekian rencana ingin ku wujudkan di rumah ini. Rasanya diriku punya banyak kebebasan untuk melakukan banyak hal dengan ruangan yang ada di rumah ini.

Meski rupanya tinggal sendiri berarti kamu harus punya beberapa barang rumah tangga secara pribadi. Rupanya sepanjang hidupku merantau, baru kali ini aku harus memikirkan beli kulkas, wajan, piring-piring, jemuran dan lain-lainnya hanya untuk dan dengan diriku sendiri.

Ketika harus membayar kontrakan, membeli kulkas, wajan, jemuran dan peralatan lainnya, ohh ternyata itu semua mahal yaa. Ternyata itu semua cukup menguras tabunganku yang tak seberapa. Tetapi ketika memiliki itu semua, rasanya sungguh melegakan. Rasanya “eh, aku berasa seperti orang kaya saja, bisa membeli apa yang aku inginkan dan itu semua aku yang pakai sendiri”. Lucu tapi sangat menyenangkan sekali.

Kepemilikan dan menjadi dirimu sendiri segenap hal-hal yang kau jalani di dunia perantauan menjadi sangat spesial. Bagaimana kau melangkah dengan dirimu, sesekali melibatkan dan menyusahkan teman, sungguh sangat tidak apa-apa. Kadang kau memang kesepian, kadang merasa lega, dan terkadang kau bermimpi dengan sisa-sisa air mata di pipi. Tapi kau lupa mimpi apa semalam. Kok rasanya sedih sekali, kok rasanya semalam mimpi sedang kehilangan seseorang yang teramat kau sayang.

Begitulah. Hidup sendiri kata orang enak. Ya memang. Tapi banyak juga tidak enaknya. Ya apa mau dikata, semua punya resiko dan tanggungjawab masing-masing.

Ke depan, bisa kah aku memulai hari-hari dengan bugar, sehat dan gembira? Lalu membuat sarapan untuk diriku yang bekerja seharian dan melanjutkan pekerjaan di kampus, terus pulang dan mengurusi rumah, cucian, sisa-sisa kerjaan dan sesekali berolahraga?

Sesederhana itulah hari-hari yang ku dambakan. Mungkin nanti akan aku tambahkan berkebun di daftar pekerjaan sehari-hari itu. Ku tambahkan juga dengan aktivitas menulis jurnal dan menggambar.

Mungkin kebahagiaan memang hanya ketika kita berdamai dengan diri sendiri dan mampu menikmatinya sendiri.

Sendiri, mungkin tak semenakutkan itu.

Mungkin.